Dalil Cinta Tanah Air
Tentu cinta tanah air ada dalilnya baik dari Al-Qur’an, hadits, maupun dalil-dalil agama lainnya. Namun kalau yang dipermasalahkan adalah jargon ‘hubbul wathan minal iman’, apakah cukup atau tidak dijadikan sebagai dalil cinta tanah air, maka penjelasan Al-Hafizh as-Sakhawi (831 – 902 H) menarik untuk disimak.
Menurut peneliti hadits-hadits populer ini, meski jargon ‘hubbul wathan minal iman’ bukan hadits, namun maknanya sahih, maknanya benar. Kenapa demikian. Sebab jauh-jauh hari sebelum masa hidupnya jargon ini sudah dikenal dan diakui kebenarannya di lingkungan ulama Islam. Imam as-Sakhawi menjelaskan:
لَمْ أَقِفْ عَلَيْهِ وَمَعْنَاهُ صَحِيْحٌ فِي ثَالِثِ الْمُجَالَسَةِ لِلدَّيْنَوَرِيِّ مِنْ طَرِيْقِ الْأَصْمَعِيِّ سَمِعْتُ اَعْرَابِيًّا يَقُوْلُ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ الرَّجُلَ فَانْظُرْ كَيْفَ تَحَنُّنُهُ إِلَى أَوْطَانِهِ وَتَشَوُّقُهُ إِلَى إِخْوَانِهِ وَبُكَاؤُهُ عَلَى مَا مَضَى مِنْ زَمَانِهِ
“Aku tidak menjumpai riwayat ‘hubbul wathan minal iman’ sebagai hadits, sama sekali sebagai hadits, tapi secara substansial maknanya benar. Dalam bagian ketiga dari Kitab al-Mujalasah wa Jawahirul ‘Ilmi karya Abu Bakar Muhammad bin Marwan ad-Dinawari (w 333 H), dari jalur al-Asma’i terdapat riwayat: ‘Aku mendengar seorang badui berkata: ‘Apabila kamu ingin mengenali seseorang, maka perhatikan bagaimana kerinduannya pada tanah airnya, kekangenannya kepada kawan-kawannya dan tangisannya atas apa yang telah berlalu dari zamannya.”
(Abdurrahman as-Sakhawi, al-Maqasid al-Hasanah minal Ahadits al-Masyhurah ‘alal Alsinah, [Dar al-Kitab al-‘Arabi], halaman 297).
Dengan penjelasan Imam as-Sakhawi sebagai pakar hadits, tidak aneh bila ulama di Nusantara pun memakainya sebagai jargon untuk memupuk jiwa nasionalisme dan patriotisme pada anak bangsa. Dari dulu hingga sekarang. Wallâhul a’lam.