HOLAWAT DAN MAUIDHOH MEMPERINGATI HUT RI KE-79

ppalanwar.com – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-79, Pondok Pesantren Al-Anwar 1 Sarang mengadakan acara Sholawat dan Mauidhoh yang dilaksanakan pada malam Sabtu (17/08/24) pukul 20.00 WIS setelah melakukan jama’ah sholat isya’,  di depan Mushola PP Al-Anwar 1 Sarang.

Acara tersebut dihadiri oleh Syaikhina KH. Muhammad Najih Maimoen, para duriyah al-Magfurlah Syakhina KH. Maimoen Zubair, dan Santri-santri pondok pesantren al-Anwar 1. Para santri sangat semangat dan antusias dalam menyemarakkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.  

Sebelum acara inti berlangsung, Hadroh Marawis Al-Anwar (HMA) terlebih dahulu mengisi dengan pembacaan  lantunan sholawat Nabi dan sholawat al-Barjanji, Wasilah fatihah yang dipimpin oleh pembawa acara, saudara Ilzami menjadi pembuka acara. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh salah satu santri, maudhoh hasanah dan do’a memasuki acara terakhir, yang dalam kesempatan yang penuh barokah dihaturkan langsung oleh beliau Syaikhina KH. Muhammad Najih Maimoen.

Mauidhoh Hasanah dan Do’a

            Dalam maidhoh hasanah beliau mengucapkan alhamdulilah Pondok Pesantren al-Anwar  1 dapat hormat dan memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke -79, kita tidak bisa memperingati pada hari paginya kerena kita notabenya adalah pondok salaf berbeda dengan sekolah umum, tapi kita memperingati pada malam harinya, karena malam sebelum siang itu adalah siangnya,  kita terikat dengan thoriqot salaf, yang bisanya memperingatinya pada malam hari, dan alhamdulilah kita malam seperti ini memperingati isthigosahnya Kemerdekaan Indonesia sebagaimana kyai-kyai Sunda memperingati 17 Agustus 1445 M dengan mengadakan perkumpulan, dengan mengundang pak Soekarno minta untuk memproklamasi karena ada berita Hirosima dan Nagasaki di Bom, jadi yang meminta pak Soekarno untuk memproklamasikan adalah para kyai bukan kok para Mahasiswa dan ini tidak tercatat dalam sejarah, dan abah diberi tahu oleh Ahmad Mansur Suryanegara, dan beliau mendapat cerita dari orang Bandung Iparnya Mu’amar.

BACA JUGA :  Sanad KItab Syamail Al-Muhammadiyah

Peran Ulama dalam Kemerdekaan

            Zaman dulu antara Santri dan kaum akademis itu bermusuhan, dan itu sudah dibuat oleh para Belanda, kelompok sebelah (barat) mengatakan bahwa santri tidak memiliki peran dalam kemerdekaan Indonesia, padahal kaum santri sudah ada, dengan mereka berperan membuat NU. Asal mula NU adalah Nahdlotul Waton, ada Nahdlotul Tujar, dan Jamiatu Nasihin. Kyai Asnawi Kudus Membuat Jamiatu Nasihin  dengan wakilnya KH. Zubair Dahlan, mbah Hasyim Asyari yang membuat Nahdlotul Tujar kalau versi al-Magfurlah KH. Maimoen Zubair. Ada juga yang mengatakan yang membuat Nahdlotul Tujar adalah KH. Hasan Gipo Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode pertama kali, yang mendampingi K.H. M. Hasyim Asyari sebagai Rais Akbar.

 Tahun 1912, lahirnya Muhammdiyah, sekitar tahun 1915 atau 1920 di Jawa Timur khususnya di daerah Surabaya bergerak kyai-kyai , keluarga, dan pedagang membuat gerakan maju ,seperti Nahdlotul Waton, ada Nahdlotul Tujar. Kalau Jamiatu Nasihin  gerakan seputar Kudus, Rembang dan sekitarnya dan memang murni gerakan kyai.

1
2
3
Artikulli paraprakKIPRAH ULAMA DALAM KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA
Artikulli tjetërSulam Bedak Menurut Hukum Islam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini