Indonesia Raya 3 stanza, 17 Agustus 1445, dan Garuda Pancasila

Di sela-sela Mauidhoh Syaikhina KH. Muhammad Najih Maimoen mengajak para santri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza, 17 Agustus 1445, dan Garuda Pancasila, dengan teks sebagai berikut:

 

Indonesia Raya 3 stanza

I

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya,
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya.

II

Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berdiri
Untuk s’lama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,
Pusaka kita semuanya
Marilah kita mendoa
Indonesia bahagia

Suburlah tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya, Rakyatnya, semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya

III

Indonesia tanah yang suci
Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri
menjaga ibu sejati

 

Indonesia tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji
Indonesia abadi

 

S’lamatlah rakyatnya S’lamatlah putranya
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah Neg’rinya, Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya

 

Tujuh belas Agustus tahun empat lima

Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita

Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita

Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita

Garuda Pancasila

Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku

Ayo maju maju 3x

Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku

Ayo maju maju 3x

Indonesia Tidak Pernah Di Jajah

            Dulu Indonesia miliknya Raja-raja, tanah kita Indonesia itu milik raja-raja, mulai dari Papua Sampai Aceh, kemudian Raja-raja disowani Pak Soekarno untuk di mintai bantuan dana revolusi katanya digunakan untuk mengusir Belanda yang nantinya kita bikin negara bersama, dalam BPUPKI raja-raja masih dilibatkan ikut panitia persiapan kemerdekaan indonesia, lama-lama kerajaan tidak diberi tempat, lebih dari 30 kerajaan, dan akhirnya yang menjadi BPUPKI hanya beberapa kerajaan tiga atau berapa, paling banyak tujuh. Padahal kerajaan 30 lebih, itu namanya pengkhianatan,

BACA JUGA :  SAFARI DAKWAH DAN IJAZAH KUBRO OLEH SYEKH ABDUL AZIZ AL SYAHAWI DI PP. AL-ANWAR 1

Pak karno minta dana Revolusi dan setelah Indonesia Merdeka dana Revolusi di taruh di Bank Swiss sampai sekarang masih disana, dan uang itu tidak bisa diambil dan mungkin saja uang tersebut bisa digunakan untuk membayar utang Indonesia sebesar Rp.8000 Triliun. Dengan tanda tangan atas nama pak Karno dan satuya tidak diketahui dan itu itu tidak bisa diambil, dan inilah nasibnya di bodohi, yang awalnya untuk bersama malah untuk sendiri.

Inilah nasib kita, katanya merdeka tapi mereka membuat enak bangsa luar, tidak membuat enak yang punya tanah, padahal yang punya tanah adalah kerajaan-kerajaan, lalu tanahnya dibuat proyek-proyek, pabrik-pabrik dan yang memiliki tidak diberi jatah.

Kalau tidak ada  kerajaan-kerajaan islam tidak mungkin ada yang namanya Kemenag, tidak ada kantor KUA, ini berkah bekas kerajaan Islam, pada zaman Sunan Ampel tanahnya dari Majapahit, namanya tanah Perdikan, dan dulu lebih enak zamanya, sebelum Sekuler menguasai, Abangan, al-Ahzab al-Hamro. PKI dst.

Dulu banyak orang Kaya, sebelum negara jadi indonesia, dulu daerah Pondok Krapyak ada dua orang Kaya yang satu asal Indramayu namanya kaji Su’ud, beliau membuat komplek di pondoknya mbh Kiai Munawir Krapyak, mbh-mbh nya Bu Ima juga membuat komplek di Krapyak pakai uangnya sendiri, membuat Masjid di Cirebon, di MIS masjidnya buatan Kaji Shakowi, jadi dulu orang banyak yang kaya, tapi sekarang mana.

Kesimpulan

Wal hasil, kita senang dengan kemerdekaan Indonesia, karena kita tidak dijajah oleh penjajah yang kafir dari luar, tapi kita sistemnya kita dijajah oleh bamgsa kita sendiri setelah merdeka ini, termasuknya aturan-aturan Islam dikeberi.

 Semoga kita selamat Izul Islam wal Muslimin, wal ngaqibatu lil muttaqin, wala udwana ila ala dholimin   

 

Sumber: liputan sholawat dan mauidhoh memperingati hut ke-79 republik indonesia  pp. Al-anwar 1 sarang

1
2
3
Artikulli paraprakKIPRAH ULAMA DALAM KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA
Artikulli tjetërSulam Bedak Menurut Hukum Islam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini