Dedikasi Santri Untuk Negeri
Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober di Indonesia. Penetapan tanggal ini berkaitan dengan peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya ketika santri dan ulama bersatu untuk melawan penjajahan.
Tepat di tanggal 22 Oktober 2024 M hari ini, kita akan kembali mengenang dan memperingati Hari Santri Nasional sebagai hari yang tidak bisa diartikan sebagai hari biasa tanpa sejarah. Hari Santri adalah hari di mana para santri mempertaruhkan raga dan nyawa dalam mempertahankan kemerdekaan, dan Oktober menjadi bulan dengan penuh sejarah di mana menjadi awal perjuangan Nabi Muhammad SAW, serta menjadi awal memperjuangkan tanah air yang hukumnya wajib.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:َ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ (رواه الترمذي)
Dari Sa’id bin Zaid (ia meriwayatkan): Aku pernah mendegar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Barangsiapa yang terbunuh karena melindungi hartanya maka dia syahid. Siapa yang terbunuh karena melindungi agamanya maka dia syahid. Barang siapa yang terbunuh karena melindungi darahnya maka dia syahid. Siapa yang terbunuh karena melindungi keluarganya maka dia syahid (HR al-Tirmidzi).
Membela negara juga termasuk bentuk usaha seorang warga negara untuk mempertahankan nyawa, harta, keluarga dan agama. Hal ini karena, ketika musuh menjajah negara, maka keselamatan jiwa terancam, terjadi penjarahan harta dan keberlangsungan ibadah umat beragama akan terganggu. Di dalam syariat, seseorang yang mati karena mempertahankan keluarga, harta, agama, dan dirinya dari kezaliman yang dilakukan oleh penjajah termasuk mati syahid.
Peran Ulama dan Santri
Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan peran serta kiai dan santri. darah yang paling banyak mengalir dari Sabang sampai Merauke adalah darah umat Islam, terlebih kiai dan santrinya. ketika bangsa Indonesia sudah merdeka dengan ditandai adanya proklamasi pada 17 Agustus 1445 M, tidak lama dari masa itu, jiwa patriot umat Islam diuji dengan datangnya tentara Sekutu yang hendak kembali menjajah bangsa Indonesia.mendengar kabar yang demekian, para pendiri bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta sudah melakukan negoisasi dengan sebuah perundingan, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil,mau tidak mau, adu senjata akan terjadi antara bangsa Indonesia dengan Belanda yang memboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada pertengahan sekitar september 1945.
Karena tidak menemukan solusi untuk jalan perdamain akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta, mengirimkan utusan untuk sowan kepada Rais Akbar Nahdlotul Ulama untuk meminta fatwa jihad melawan penjajah yang ingin menjajah bangsa Indonesia. Dengan sikap sigap Kiai Haji Hasyim Asy’ari memerintahkan kiai Wahab Hasbullah untuk mengumpulkan kiai-kiai pengasuh pesantren se-Jawa dan Maduraguna diajak bermusyawarah dalam menenggapi permintaan Bung Karno dan Bung Hatta tersebut. Pertemuan kia-kii pesantren tersebut menghasilkan lahirnya Resolusi Jihad Pada 22 Oktober 1945 isi Resolusi Jihad sebagai berikut:
- Setiap Muslim tua, muda, dan miskin sekalipun wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia.
- Pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan disebut Syuhada’
- Warga indonesia yang memihak penjajah dianggap sebagai pemecah belah persatuan Nasional dan oleh karena itu harus dihukum mati.