Fenomena Cek Khodam Dalam Islam
Fenomena cek khodam belakangan ini semakin mencuri perhatian. Bahkan menjadi tren populer di berbagai platform media sosial seperti TikTok dan lain sebagainya. Bahkan kini, ada salah satu website yang secara khusus untuk mengidentifikasi keberadaan khodam tersebut. Dalam tren ini, pengguna media sosial cukup menyebutkan nama untuk “memeriksa” atau “mengidentifikasi” keberadaan khodam yang mungkin terkait dengan mereka.
Banyak dari pengguna media sosial dari berbagai kalangan berbondong-bondong mengikuti tren ini. Dari yang hanya sekadar iseng ikut-ikutan hingga yang menganggap serius mencari tahu khodam apa yang ada dalam dirinya. Mereka mengunggah dan berbagi pengalaman pribadi dalam mengecek khodam masing-masing.
Pemahaman yang bekembang di tengah-tengah masyarakat, Khodam dapat berwujud ghaib seperti hewan, bahkan menyerupai manusia. Banyak orang beranggapan khodam merupakan bagian dari diri manusia. Baik bawaan sejak lahir, warisan nenek moyang, bakat alami atau melakukan prosesi tertentu untuk melakukan kontrak atau perjanjian dengan bangsa jin.
Istilah Khodam terkenal sebagai entitas atau makhluk halus yang dipercaya dapat berkomunikasi dengan manusia atau dapat membantu mereka. Tidak heran jika banyak yang tertarik memiliki ataupun memelihara khodam.
Namun dibalik keseruan itu terdapat pertanyaan tetang bagaimana hukumnya fenomena cek khodam dalam Islam. Simak ulasan berikut untuk mengetahui jawabannya.
Keberadaan Jin Sebagai Pembantu Manusia
Adanya entitas jin yang menjadi pembantu manusia memang dijelaskan dalam Al Quran tentang kisah Nabi Sulaiman as. Hal itu bertempat dalam Surah Al-Anbiya ayat 82 :
وَمِنَ الشَّيَاطِينِ مَنْ يَغُوصُونَ لَهُ وَيَعْمَلُونَ عَمَلا دُونَ ذَلِكَ وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ
“Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan. Selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu.” (QS. Al Anbiya: 82).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman adalah mampu menundukkan setan-setan dan jin untuknya, dan memberinya kendali atas mereka dalam pekerjaan-pekerjaan yang banyak orang lain tidak mampu melakukannya. Di dalam tafsir jalalain disebutkan bahwa di antara para setan ada yang menyelam di laut untuk mengambil mutiara dan berlian, dan ada juga yang digunakan untuk membangun dsb.
تفسير الجلالين ١/٤٢٨ — المحلي، جلال الدين (ت ٨٦٤)
﴿و﴾ سخرنا ﴿مِنْ الشَّيَاطِين مَنْ يَغُوصُونَ لَهُ﴾ يَدْخُلُونَ فِي الْبَحْر فَيُخْرِجُونَ مِنْهُ الْجَوَاهِر لِسُلَيْمَان ﴿وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُون ذَلِكَ﴾ أَيْ سِوَى الْغَوْص مِنْ الْبِنَاء وَغَيْره ﴿وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ﴾