Konspirasi Di Balik Serba-Serbi Tahun Baru Masehi
Pernahkah anda terpikir bagaimana asal-usul Tahun Baru Masehi? Atau kenapa event Natal dan Tahun Baru Masehi terlihat dengan corak yang sama dan bernuansa Kristiani?. Di sini anda akan menemukan fakta Konspirasi di balik serba-serbi Tahun Baru Masehi.
Tak terasa 2 hari lagi 2022 akan meninggalkan kita. Banyak kenangan manis ataupun getir di dalamnya. Lalu kemudian, doa dan harapan datang dari postingan-postingan instagram story kekinian untuk menyambut tahun baru 2023.
Seluruh penjuru dunia akan serentak merayakan pelepasan tahun 2022 pada malam 31 Desember sampai pukul 00:01 di tiap-tiap waktu masing-masing daerah dan negara. Mirisnya, beberapa orang ada yang merayakannya dengan pesta seks bebas. Naudzubillah.
Perayaan tahun baru di Indonesia biasa dimeriahkan dengan menyalakan kembang api dan melepas balon api ke udara. Kaum muda-mudi juga tak mau ketinggalan ikut memeriahkan momen pergantian tahun baru.
Sayangnya, beberapa media memberitakan perayaan tahun baru oleh muda-mudi ini terbilang sangat negatif dan dan menunjukkan kemerosotan moral para penerus bangsa ini. Pada 2010 lalu, di Riau, sempat heboh karena pada perayaan tahun baru para muda-mudi di sana malah “kumpul kebo”. Naudzubillah, miris sekali.
Asal-Usul Perayaan Tahun Baru
Kalau kita cermati dari beberapa hal negatif perayaan tahun baru di berbagai negara, seperti Brazil, Rusia, Amerika, dan bahkan Indonesia pada era modern seperti sekarang, rasanya aneh jika tradisi ini tidak lahir dengan perayaan yang negatif pula.
Adalah bangsa Babilonia, Mesopotamia yang memelopori tradisi perayaan tahun baru pertama kali. Masyarakat Mesopotamia merayakan pergantian tahun baru dengan mengarak berhala-berhala mereka mengelilingi kota. Mereka menyebutnya dengan ritual Akitu.
Mereka merayakan tahun baru sebagai anggapan kemenangan Dewa Langit Marduk melawan Dewi Laut yang jahat, Tiamat. Perayaan berlangsung selama 11 hari, dan selama masa perayaan itu Raja Babilonia mengenakan mahkota baru sebagai simbol mandat dari sang ilahi.
Masyarakat Mesopotamia merayakan tahun baru mereka pada awal musim semi yang bertepatan dengan pertengahan bulan Maret sekitar tahun 1696-1654 SM.
Sangat mencerahkan. Trima kasih
Admin