Mengapa Kamu Lebih Baik Daripada yang Kamu Pikirkan?
Pernahkah Anda mendengar pepatah Hikam al-‘Athaiyyah yang berbunyi,
“رُبَّمَا كُنْتَ مُسِيْئًا فَأَرَاكَ الْإِحْسَانَ مِنْكَ صُحْبَتُكَ مَنْ هُوَ أَسْوَأُ حَالًا مِنْكَ“
Pepatah ini memiliki makna yang sangat mendalam. Artinya, “Mungkin kamu adalah orang yang berbuat salah, tetapi kamu merasa telah berbuat baik karena berteman dengan orang yang lebih buruk darimu.”
Di sini kita akan mengeksplorasi berbagai aspek dari pepatah tersebut. Kita akan melihat bagaimana pepatah ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami pengaruhnya pada pikiran dan perasaan (psikologis). Juga, dampaknya pada masyarakat dan hubungan sosial (sosiologis). Selain itu, kita juga akan menggali kisah-kisah inspiratif dari para ulama salaf.
Makna dan Implementasi
Makna pepatah ini mengajak kita untuk introspeksi diri dan tidak merasa sombong. Kesombongan yang timbul karena merendahkan orang lain yang kita anggap berperilaku lebih buruk. Implementasi dari pepatah ini dalam kehidupan sehari-hari dapat terlaksanakan melalui beberapa cara:
-
Mengevaluasi Diri
Selalu mengukur perbuatan kita berdasarkan standar Islam, bukan berdasarkan perbandingan dengan orang lain.
-
Berteman dengan Orang Saleh
Memilih teman yang bisa membawa kita ke arah yang lebih baik. Sebagaimana keterangan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW, “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka, hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).