Perspektif Psikologis
Secara psikologis, pepatah ini menekankan pentingnya memiliki self awareness atau kesadaran diri. Beberapa implikasi psikologis yang bisa kita ambil antara lain:
-
Mencegah Superioritas Palsu
Dengan menyadari bahwa kebaikan kita bukan karena kita lebih baik dari orang lain. Allah SWT yang memberi hidayah, sehingga kita terhindar dari rasa sombong.
-
Memotivasi Diri untuk Lebih Baik
Menjadi dorongan untuk terus memperbaiki diri. Bukan karena ingin lebih baik dari orang lain, tetapi ingin lebih dekat kepada Allah SWT.
Perspektif Sosiologis
Dalam konteks sosial, pepatah ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan terus berbuat baik. Tidak merasa lebih baik hanya karena ada yang lebih buruk. Beberapa implikasi sosiologisnya adalah:
-
Pembentukan Masyarakat yang Harmonis
Dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain secara negatif, masyarakat akan lebih harmonis dan penuh empati.
-
Mendorong Solidaritas Sosial
Mendorong untuk membantu mereka yang berada dalam kondisi lebih buruk, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ma’idah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. Dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”